Menjadi seorang reporter tidaklah mudah, harus memiliki jaringan sumber berita yang kuat. karena dengan memiliki jaringan sumber berita yang kuat, reporter dapat dengan mudah melobi narasumber dan dapat menembus narasumber sesulit apapun.
Kalau tidak memiliki jaringan lobi, yang harus dilakukan pertama adalah membuat permohonan wawancara yang disampaikan lewat surat, email, sms atau telepon. Jika cara ini juga tidak manjur, langkah terakhir yang harus dilakukan jurnalis adalah mencegat langsung sumber. Inipun bukan pekerjaan gampang. Selain harus tahu benar jadwal acara, dan kebiasaan sumber, juga dibutuhkan nyali besar untuk melakukannya, terutama jika sumber misalnya adalah orang penting yang punya banyak pengawal, atau dikelilingi birokrat yang berwatak rumit.
Seorang jurnalis membangun jaringan orang
– orang yang merupakan sumber informasi dan sudah dapat kepercayaan dari
mereka. Jurnalis
yang memiliki kedekatan dengan sumber berita, bisa sewaktu-waktu menghubungi
sumbe beritanya. Bahkan jika ada informasi baru sumber beritalah yang
menghubungi sang jurnalis.
Namun bukan berarti jurnalis
harus tunduk pada semua kemauan sumber informasi. Tentu, permintaan sumber informasi yang
melanggar kode etik jurnalistik tak usah diikut. Demikian pula sebaliknya
jurnalis harus melindungi sumber informasi yang diatur dalam kode etik
jurnalistik. Misalnya: saat sumber berita menginformasikan berita sebagai
background informasi, artinya sumber berita tidak menginginkan dirinya
terungkap dalam suatu pemberitaan.
Secara umum element
kompetensi jurnalis membangun jejaring dan memanfaatkannya:
1.
Bisa membuktikan
membangun relasi.
2.
Memanfaatkan
akses
3.
Menambah kontak
baru dan memperbaharui database alamat kontak.
4.
Menyusun dan
menyimpan informasi latar belakang.